ads
Wabah Gondongan Menyerang Anak-Anak, Menular Namun Tidak Berbahaya

Wabah Gondongan Menyerang Anak-Anak, Menular Namun Tidak Berbahaya

Smallest Font
Largest Font
Table of Contents

Beritadata - Masyarakat diimbau untuk waspada terhadap infeksi virus penyebab gondongan atau mumps. Hal ini disebabkan oleh masa inkubasi virus yang berkisar antara 2 hingga 3 minggu, sehingga individu yang terpapar tidak segera menunjukkan gejala, yang dapat memperluas penyebaran virus.

Gondongan, yang lebih umum dikenal sebagai mumps, kini menjadi perhatian serius di masyarakat akibat peningkatan jumlah kasus dalam beberapa waktu terakhir, termasuk di Kabupaten Kubu Raya.

Dinas Kesehatan Kabupaten Kubu Raya mencatat lonjakan kasus Parotitis Epidemika, atau mumps, yang signifikan dari Agustus hingga akhir September 2024.

Plt Dinas Kesehatan Kubu Raya, Wan Iwansyah, menjelaskan bahwa kasus mumps meningkat dari 196 pada bulan Agustus menjadi 305 pada bulan September, mencatat peningkatan sebesar 64%. Ia menambahkan, kasus paling banyak terjadi pada anak-anak berusia 5 hingga 9 tahun dengan total 123 kasus, diikuti oleh kelompok usia 10 hingga 18 tahun dengan 116 kasus.

“Kami menyadari bahwa sebagian besar kasus muncul di lingkungan sekolah, oleh karena itu kami berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan Nasional untuk menghimbau agar anak-anak yang terdiagnosis mumps tidak pergi ke sekolah,” ujarnya kepada Pontianak Post pada hari Senin (14/10).

Gondongan merupakan penyakit yang dapat menular dan disebabkan oleh infeksi virus dari kelompok paramyxovirus. Dr. dr. Rini Andriani, Sp.A, seorang dokter spesialis anak di RS Kharitas Bhakti, menjelaskan bahwa virus ini memiliki masa inkubasi antara 2 hingga 3 minggu, yang menjadi tantangan dalam penanganan penyakit ini, karena anak yang terpapar tidak segera menunjukkan gejala.

"Anak yang terinfeksi tidak selalu segera menunjukkan gejala penyakit," jelasnya.

Masa inkubasi yang cukup panjang membuat anak-anak yang terpapar tetap dapat berinteraksi di sekitarnya, sehingga meningkatkan risiko penularan. 

“Ini menjelaskan mengapa jumlah penderita semakin meningkat dan tidak kunjung berkurang,” ujarnya.

Situasi ini semakin buruk jika anak yang baru sembuh dari penyakit menular tidak mendapatkan cukup waktu istirahat, yang dapat meningkatkan risiko tertular penyakit lain.

Gondongan Tidak Berbahaya

Gondongan bukanlah penyakit berbahaya, tetapi bersifat menular. Penyebabnya adalah virus, dan penderita dapat mengatasi penyakit ini dengan mengikuti petunjuk kesehatan atau nasihat dokter. Kunci untuk mengatasi penyakit ini adalah memperkuat sistem imun.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim, Fitnawati, dalam Konferensi Pers bersama H Fahmi Prima Laksana, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Kaltim, pada hari Jumat (18/10).

Konferensi Pers yang diselenggarakan oleh Kepala Dinas Kominfo Kaltim, HM Faisal, berfungsi sebagai moderator dalam sesi tanya jawab dengan wartawan di kantor Diskominfo Kaltim, dihadiri oleh puluhan jurnalis dari media cetak dan online.

Gondongan dimulai dengan munculnya 9 gejala, termasuk sakit kepala, demam tinggi hingga 39°C, pembengkakan pipi, nyeri perut, nyeri sendi, hilangnya nafsu makan, mudah lelah, mulut kering, serta nyeri saat mengunyah dan menelan.

Menurut Fitnawati, masyarakat dapat melakukan pengendalian penularan gondongan secara mandiri dengan cara isolasi diri, terutama saat mengalami pembengkakan kelenjar parotis atau leher, selama 5 hingga 7 hari.

“Sekolah yang memiliki siswa dengan gondongan harus segera memberikan izin untuk belajar di rumah atau beristirahat untuk memutus rantai penularan. Jika diperlukan, sekolah dapat diliburkan,” sarannya.

Pengendalian gondongan juga dapat dilakukan dengan menggunakan masker, mencuci tangan sebelum beraktivitas, terutama sebelum makan, dan menghindari berbagi alat makan seperti gelas, sedotan, atau sendok.

Sementara itu, penanganan gondongan dapat dilakukan dengan mengkonsumsi obat pereda nyeri dan demam, memastikan cukup tidur dan istirahat, banyak minum air putih, mengompres area yang bengkak dengan air hangat, mengonsumsi makanan lunak, dan mengurangi aktivitas mengunyah.

Tim Editor
Daisy Floren

Apa Reaksi Kamu?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow
ads

Paling Banyak Dilihat

ads
ads