Kasus Demam Berdarah Melonjak Tiga Kali Lipat, Ini Tips Pencegahan dan Pengobatannya
Bulan April 2024 ini kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) mengalami lonjakan, sehingga masyarakat patut untuk lebih waspada. Upaya pencegahan agar tidak kena DBD perlu dilakukan. Sebab apabila tidak ditangani dengan baik, penyakit ini bisa berdampak fatal sampai menyebabkan kematian.
Menanggapi hal ini, Kepala Seksi Pelayanan Medik RSUD Tamansari dr Nabila Salama membagikan beberapa tips supaya masyarakat bisa mencegah dan mengatasi penyakit Demam Berdarah dengan baik.
Yang pertama tentunya adalah deteksi dini sebagai bentuk pencegahan komplikasi atau bahkan kematian. Selanjutnya adalah tatalaksana pemberian cairan atau tindakan rehidrasi supaya penderita Demam Berdarah tidak mengalami syok atau meninggal dunia.
Pengawasan terhadap berapa lama penderita mengalami demam juga penting untuk dilakukan. Apabila dalam kurun waktu 1x24 jam demam atau keluhan yang dirasakan tidak kunjung membaik, maka penderita harus dibawa ke Puskesmas atau rumah sakit terdekat. Lakukan pemeriksaan darah serta rapid test, di mana tidak ada biaya alias gratis dari Puskesmas.
Nabila menjelaskan jika gejala Demam Berdarah yang menjangkiti kelompok usia dewasa, tidak jauh berbeda atau mirip seperti dengan gejala akibat infeksi virus lain. Itu ditandai dengan gejala demam tinggi hingga lebih dari 39 derajat. Kondisi demam ini naik turun, adanya rasa nyeri di bagian belakang mata, otot dan sendi terasa pegal, mengalami mual dan muntah.
“Kalau pada anak, gejala Demam Berdarah bisa saja tidak khas. Misalnya muncul gejala infeksi saluran cerna, batuk, pilek, diare, sulit Buang Air Besar (BAB). Terkadang juga bisa campuran antara penyakit typhoid atau tipes,” terang Nabila seperti mengutip dari Tribun News.
Walaupun seseorang pernah terkena penyakit DBD, ada kemungkinan dia masih akan terkena lagi sampai dengan empat kali. Oleh karena itu, Nabila menekankan perlunya penanganan yang baik serta vaksinasi DBD, supaya tubuh tidak mudah terserang penyakit itu.
Saat ini, DBD diketahui mempunyai empat varian DEN 1, 2, 3, dan 4. Vaksinasi bisa dilakukan begitu penderita dinyatakan sembuh, tanpa harus menunggu proses penyembuhan lebih lanjut. Untuk usia rentang 6 tahun sampai 45 tahun, vaksinasi DBD diberikan sebanyak 2 kali dengan jarak pemberian vaksin selama tiga bulan.
Untuk pengobatan alami, Nabila bisa menyarankan penderita untuk mengkonsumsi jus jambu. Sebab, jambu mempunyai kandungan antioksidan tinggi, yang mampu melawan peradangan atau inflamasi yang menyebabkan turunnya kadar trombosit dalam darah.
Tidak hanya itu, jambu juga memiliki kandungan flavonoid tinggi, yaitu sejenis kuersetin yang mampu menghambat perkembangan virus Dengue, sehingga penurunan trombosit bisa dihentikan.
“Ekstrak daun jambu biji itu mampu menghambat pertumbuhan virus dengue di dalam tubuh. Ini juga mencegah terjadinya pendarahan serta meningkatkan kadar trombosit 100 ribu per mikroliter dalam kurun waktu 16 jam,” tandasnya.
Kasus Naik 3 Kali Lipat
Data yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan bahwa kasus DBD untuk tahun 2024 ini mengalami kenaikan cukup drastis, apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Jumlah kenaikannya pun mencapai hampir tiga kali lipat.
Pekan ke-15 tahun 2024, atau sampai dengan awal April ini, ada sebanyak 62 ribu kasus DBD yang dilaporkan di seluruh Indonesia. Untuk periode yang sama di tahun lalu, jumlahnya sebesar 22.551 kasus.
Lebih rinci, tiga wilayah yang paling tinggi angka kasus DBD-nya adalah Jawa Barat ada 17.331 kasus, Banten 5.877 kasus dan Jawa Tengah 4.330 kasus. Sementara untuk DKI Jakarta tercatat ada sebanyak 2.272 kasus.
Begitu juga dengan angka kematian juga mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk tahun ini tercatat ada sebanyak 475 kematian akibat DBD, sedangkan di tahun sebelumnya dengan periode yang sama ada sebanyak 170 kasus.
Apa Reaksi Kamu?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow